Dari Ajang 2nd WOCPM, Jusuf Kalla Dorong Kolaborasi di Era Baru Bidang Kedokteran
Realitasbali- Ajang Kongres Internasional Ke-2 World Council for Preventive, Regenerative, and Anti-aging Medicine (2nd WOCPM) sukses digelar di Discovery Kartika Plaza Kuta Badung Bali 8-10 November 2024 Dan ditutup oleh Wapres RI ke-10 Dan ke-12 Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla yang juga merupakan Penasihat Senior WOCPM dan Ketua PMI (Palang Merah Indonesia) mengatakan saat kita berada di ambang era baru dalam bidang kedokteran, konvergensi perawatan preventif, pengobatan regeneratif, terapi sel punca, dan wisata kesehatan menghadirkan peluang unik untuk merevolusi perawatan kesehatan global.
Kongres Internasional WOCPM ke-2 ini dengan istilah “New Frontiers In Preventive, Regenerative, Medicine, & Stem Cells: The Future World Collaboration Of Health Tourism” bertujuan untuk mendorong kolaborasi, inovasi, dan berbagi pengetahuan di antara para ahli, peneliti, pembuat kebijakan, dan pemimpin industri dari seluruh dunia.
“Dalam era ini, perlu kolaborasi, inovasi, dan berbagai pengetahuan di antara para ahli, peneliti, pembuat kebijakan, dan pemimpin industri dari seluruh dunia. Upaya kolaborasi yang dilakukan dengan para ahli dari berbagai negara ini dapat memperkaya dunia medis Indonesia menuju masa depan yang lebih baik,” terang Jusuf Kalla di sela acara penutupan 2nd WOCPM yang digelar di Discovery Kartika Plaza Hotel Minggu 10 November 2024.
Dijelaskannya juga bahwa harus disadari semua pihak bahwa pencegahan lebih penting daripada pengobatan Dan transfer teknologi sama pentingnya.
‘Ajang ini bisa dipakai juga untuk mencari solusinya upaya upaya preventif bagaimana dunia lebih sehat di kemudian hari. “Seperti kita tahu perubahan iklim yang sangat ekstrem sekarang ini mendorong kita untuk mengupayan pencegahan semua penyakit Dan seluruh dunia mengakui bahwa pencegahan yang maksimal lebih baik,” tegasnya.
Senada dengan Jusuf Kalla, Presiden World Council for Preventive, Regenerative, and Anti-aging Medicine (WOCPM), Prof. dr. Deby Vinski, M.Sc., Ph.D. mengatakan revolusi kesehatan global menyebabkan perlunya konvergensi antara preventif, pengobatan regeneratif, dan sel punca.
Bahkan sistem transplantasi sel punca kini makin diperhitungkan untuk mengatasi berbagai penyakit. Saat Sel Punca catau Stem Cells sudah semakin diperhitungkan di dunia medis dan penelitian tentang ini juga semakin berkembang.
“Transplantasi sel punca merupakan metode pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit, seperti kanker dan penyakit degeneratif. Karena sifatnya tersebut, sel punca kerap digunakan sebagai bahan transplantasi dalam pengobatan medis,” paparnya.
Prosedur transplantasi dilakukan dengan menanam sel punca di organ tubuh tertentu untuk menggantikan sel yang rusak akibat suatu penyakit. Di dalam tubuh, sel punca akan membelah diri menjadi sel-sel lain yang disebut dengan sel anak.
Sel punca adalah sel yang akan terus memperbanyak diri tanpa fungsi khusus, sedangkan sel dewasa adalah sel yang sudah memiliki fungsi spesifik, seperti sel otak, sel darah, dan sel tulang.
Penelitian terhadap fungsi sel punca masih terus dilakukan dan dikembangkan. Salah satunya adalah untuk menggantikan sel yang rusak akibat penyakit tertentu seperti kanker, stroke, diabetes, dan penyakit degeneratif seperti osteoarthritis dan penyakit Parkinson.
Keberadaan sel punca diharapkan dapat berkembang menjadi sel dewasa dan jaringan baru. Selain itu, sel punca juga digunakan untuk mengetahui efektivitas dan keamanan suatu obat. Selain itu keberadaan sel punca juga kerap digunakan untuk terapi kesehatan kecantikan.
la berharap dengan saling berbagai pengalaman antartenaga medis dari berbagai negara dapat menciptakan ekosistem kesehatan yang lebih baik dengan mengawalinya dari pencegahan.
Kerja sama global menurutnya sangat penting untuk memajukan pengobatan preventif, regeneratif, dan penelitian sel punca, bidang- bidang yang membentuk kembali masa depan pengobatan dan kebugaran.
Lebih lanjut dikatakannya ajang ini juga untuk mengeksplorasi kemajuan yang luar biasa, bertukar penelitian, dan membangun kemitraan yang tidak hanya akan meningkatkan standar medis di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.
Kongres ini menawarkan kesempatan unik untuk berkolaborasi dalam praktik dan terapi paling mutakhir yang akan meningkatkan pariwisata kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup bagi jutaan orang.
“Sekali lagi, saya berterima kasih kepada Anda semua karena telah menjadi bagian dari acara transformatif ini. Saya yakin bahwa diskusi dan kolaborasi yang kita lakukan di sini akan menghasilkan inovasi yang signifikan dan masa depan yang lebih cerah bagi perawatan kesehatan global,” ujarnya.
Kongres ini mempertemukan lebih dari 1.000 dokter Indonesia dan internasional dari 74 negara secara daring dan luring, dengan 37 pembicara terhormat dari 26 negara dari Prof Jaime Rodriguez, Prof Carlos, Prof Eric Equinarina, Prof Phill McCans dari Inggris, dr Bill Lawrence dari AS, dr Bill Cham Vanuatu, dr Eugene dari Jenewa, Swiss Biotech, Monaco, Italia, Rusia, Prancis, Spanyol, Swiss, AS, Inggris, Filipina, Lebanon, Jerman, Kroasia, termasuk Indonesia dan banyak negara lainnya. Kongres ini memberikan 25 SKP dan 30 Kredit CME WOCPM.
Sebelumnya Prof dr Terawan Agus Putranto, Penasihat Khusus Presiden Bidang Kesehatan Nasional yang membuka acara kongres ini mengatakan tema kongres ini sejalan dengan misi Indonesia untuk mengatasi penyakit menular dan degeneratif di Indonesia.
“Penting untuk memprioritaskan pengobatan preventif, regeneratif, dan juga mendukung misi presiden kita untuk Indonesia Emas 2045; gizi memegang peranan penting untuk menjadikan generasi muda kita sehat, cerdas, dan pintar menghadapi persaingan global di masa mendatang,” ujar Prof Terawan.
Lebih lanjut dikatakannya Imunoterapi merupakan bidang terapi baru yang saat ini tengah berkembang dan kami terus mengembangkan terobosan baru dalam penelitian imunoterapi. Menurutnya Kongres Internasional WOCPM ke-2 merupakan ruang dinamis untuk dialog yang menggugah pikiran, dan mengkatalisasi kemajuan inovatif dalam bidang kesehatan.
Dalam kesempatan sebelumnya Menkes Budi Gunadi Sadikin juga mendukung gelaran acara ini yang dikatakannya dapat memperluas wawasan bidang kesehatan.
Sejumlah pembicara tingkat dunia yang sangat kompeten di bidangnya akan berbagi wawasan dalam gelaran acara yang berlangsung 3 Hari dan rencananya akan ditutup oleh mantan Wapres RI Jusuf Kalla pada Minggu 10 November 2024.
Di antaranya adalah Prof Elena Baranova MD, PhD, HDR, Bill Lawrence JD MS, PhD, Prof dr Ali Ghufron Mukti MSc, PhD, Dr. Christopher Rex P Gloria PhD, Prof, Dr. Jaime Rodriquez Quintosa MD, PhD, MSc, MBAHc, Prof Dr. Deby Vinski MSc, PhD, Dan lainnya.***