Menteri LHK: Wisatawan Sumbang 500 Ton Sampah per Hari, Hotel Harus Kelola Sendiri

Badung, RealitasBali – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, Hanif Faisol Nurofiq, meminta pelaku pariwisata di Bali untuk menuntaskan pengelolaan sampah yang mereka hasilkan secara mandiri. Permintaan tersebut disampaikan saat pembinaan penilaian kinerja lingkungan hidup sektor perhotelan di Provinsi Bali, Jumat (26/9/2025), bertempat di BNDCC Nusa Dua.
“Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008, pemilik kawasan diminta untuk menyelesaikan sampahnya sendiri. Sampah tidak boleh keluar kecuali residu yang dibebankan kepada pemerintah daerah, dalam hal ini Bapak Gubernur dan Wali Kota,” tegasnya.
Hanif menyoroti data timbunan sampah di Bali yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk. Dengan total populasi Kabupaten Badung dan Kota Denpasar sekitar 1,1 juta jiwa, jumlah produksi sampah seharusnya berada di kisaran 1.300 ton per hari. Namun, berdasarkan catatan di TPA Suwung, volume sampah yang masuk mencapai 1.800 ton per hari.
“Artinya ada selisih 500 ton. Kami menduga kelebihan itu berasal dari aktivitas pariwisata, hotel, restoran, dan kawasan wisata yang menghasilkan sampah tambahan dari wisatawan,” jelasnya.
Ia menegaskan, sektor pariwisata harus mulai bertanggung jawab terhadap limbah yang ditimbulkannya. Karena itu, Kementerian LHK bersama Kementerian Pariwisata dan Pemerintah Provinsi Bali akan memperkuat pembinaan terhadap hotel. Dan juga pengelola kawasan wisata agar menerapkan sistem pengelolaan sampah sesuai regulasi.
Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster menilai kesadaran pelaku industri pariwisata dalam menjaga kebersihan dan lingkungan masih perlu ditingkatkan. “Belum tertib urusan sampah,” ujarnya tegas.
Koster mengingatkan bahwa pariwisata Bali tidak bisa dilepaskan dari budaya dan alam yang menjadi daya tarik utama pulau ini.
“Tanpa budaya, jangan harap pariwisata Bali bisa berkembang. Kalau mau pariwisata Bali baik, jaga budayanya. Dan nomor dua, jaga ekosistemnya, alam dan lingkungannya harus tetap bersih,” kata Gubernur Koster.
Ia menekankan, perekonomian Bali yang bertumpu pada sektor pariwisata hanya akan berkelanjutan jika industri pariwisata ikut menjaga lingkungan dan mengelola sampah dengan baik.
“Pariwisata Bali harus dijaga bersama. Saya harap semua pelaku industri bersinergi menjaga kelestarian budaya dan alam Bali,” tutupnya. (drh)







