Usai Dilantik, Koster Tancap Gas Mantapkan Aksara Bali di Segala Lini

RealitasBali – Gubernur Terpilih Bali 2025-2030, Wayan Koster akan tancap gas untuk mempercepat hingga memantapkan penggunaan aksara Bali di semua lini kehidupan usai dirinya dilantik pada 20 Ferburari nanti.
Hal ini diungkapkan usai gelaran Bulan Bahasa Bali (BBB) VII tahun 2025 di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Bali, dalam Widyatula (seminar) yang bertemakan “Aksara Bali ring Dunia Digital Font Aksara Bali”, Sabtu (15/2/2025).
“Dan di periode kedua, saya memang akan tancap gas untuk percepatan, perluasan pemantapan penggunaan aksara Bali di semua lini kehidupan termasuk produk-produk hasil industri UMKM di Bali akan distandarkan dengan kewajiban menggunakan aksara Bali,” ucap Pria Kelahiran Buleleng ini.
Penggunaan aksara Bali telah secara masif diterapkan hingga 99 persen pada produk arak Bali.
“Sudah 99 persen produk arak Bali itu beraksara Bali. Kalau dia tidak menggunakan Aksara Bali, maka itu saya larang untuk dipasarkan. Artinya produk -produk lain semuanya juga begitu. Kita kan banyak produk -produk lain,” tambah Koster.
Koster menggarisbawahi, aksara Bali merupakan identitas dan patut disyukuri oleh masyarakat Bali.
“Karena ini merupakan identitas yang sangat penting buat Bali, kita bersyukur ada Aksara Bali. Jadi karena itu saya senang sekali hadir,” ucap Koster.
Koster juga menambahkan BBB sebagai wahana untuk menjaga serta melestarikan penggunaan bahasa aksara dan sastra Bali yang merupakan unsur penting peradaban Bali.
“Saya dengan senang hati hadir karena acara ini memang merupakan kebijakan dari pelaksanaan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali di periode pertama dengan Peraturan Gubernur Bali nomor 80 tahun 2018, yang secara rutin dilaksanakan bulan bahasa setiap tahun dan sekarang sudah yang ketujuh, astungkare,” pungkasnya. (drh)