Beralasan Bukan Akses Publik, Seorang Wartawan Disetop di Pos Pemeriksaan Kura-Kura Bali
RealitasBali – Protokol keamanan ketat diterapkan pada acara Tri Hita Karana Universal Reflection Journey di Kura-Kura Bali, Denpasar Selatan, Sabtu (14/12/2024). Seorang wartawan media nasional, Arnold Dhae, mengungkapkan pengalaman kurang menyenangkan saat hendak meliput acara tersebut.
“Mereka memeriksa saya seolah-olah saya mau menyusup, padahal jelas-jelas saya sudah membawa undangan resmi,” ujar Arnold dengan nada kesal.
Arnold, yang membawa undangan resmi dalam bentuk PDF, dihentikan di pos pemeriksaan oleh petugas keamanan. Ia dimintai identitas dan menjelaskan keperluannya. Meskipun sudah menunjukkan bukti undangan, petugas terus melakukan interogasi dan memeriksa dengan ketat.
“Disini tidak sama dengan ITDC di Nusa Dua. Disini bukan akses publik. Jadi kami harus periksa sesuai SOP tanpa kecuali kepada semua pengunjung,” ungkap petugas bernama Umar dengan nada tinggi, seperti ditirukan Arnold.
Karena antrean kendaraan di belakangnya, Arnold berinisiatif membuka portal untuk memberi jalan pengunjung lain. Namun, ia tetap diminta memarkir kendaraan di dekat pos pemeriksaan.
Dalam percakapan via handy talky yang diperdengarkan langsung kepada Arnold, atasan petugas memerintahkan agar ia ditahan sementara karena belum ada arahan lebih lanjut.
“Saya merasa diperlakukan seperti kriminal. Padahal tugas saya hanya meliput acara sesuai undangan resmi yang diterima. Ini seperti negara dalam negara, arogan sekali!” tegas Arnold.
Merasa waktu terbuang dan pekerjaannya terhambat, Arnold akhirnya memutuskan untuk meninggalkan lokasi dan membatalkan liputannya. Ia menyebut insiden ini menunjukkan kekurangan dalam prosedur manajemen tamu di kawasan privat tersebut. (drh)