Wanita Belanda Dideportasi gegara Ogah Bayar Sarapan di Hotel
RelitasBali – Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Denpasar mendeportasi seorang warga negara asing (WNA) asal Belanda berinisial MA (35) karena tidak mau membayar sarapan di sebuah hotel di Bali.
MA dideportasi pada Rabu (8/10/2024) melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kuta, Badung.
“MA telah dideportasi ke Belanda dengan dikawal ketat oleh petugas Rudenim Denpasar dan telah diusulkan dalam daftar penangkalan Direktorat Jenderal Imigrasi,” kata Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Denpasar Gede Dudy Duwita.
Dudy menjelaskan, kasus bermula saat MA mengunjungi sebuah hotel kenamaan di Nusa Dua untuk mencari sarapan pada 13 September 2024.
Saat itu, MA mengaku berpura-pura sebagai tamu hotel untuk menikmati sarapan di restoran hotel tersebut.
Namun usai makan, pihak sekuriti menghentikan dan meminta MA untuk membayar makanan karena tidak terdaftar sebagai tamu.
Dudy menambahkan, pihak hotel sempat memberi pilihan kepada MA untuk membayar atau akan dilaporkan ke pihak berwajib.
“Karena saat itu MA tidak memiliki cukup uang, maka ia diserahkan kepada pihak kepolisian,” terangnya.
Di hari yang sama, Polsek Kuta Selatan membawa MA ke Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai dan merekomendasi agar MA dideportasi.
“Pada 17 September 2024 MA dipindahkan ke Rudenim Denpasar untuk proses deportasi lebih lanjut,” jelasnya.
MA diketahui telah tinggal di Bali sejak Maret 2022. Ia pertama kali masuk ke Indonesia berbekal visa wisata.
Pada kedatangannya yang terakhir pada 29 Agustus 2024 lalu, ia menggunakan Visa Kunjungan Beberapa Kali Perjalanan yang berlaku hingga 24 Februari 2025.
“MA tinggal sendiri di sebuah vila sewaan di seputaran Nusa Dua, dengan biaya sewa Rp 300 ribu perhari,” tandas Dudy.
Selama di Bali, MA mengandalkan tunjangan bulanan sebesar 1.400 euro dari pemerintah Belanda karena dirinya terdaftar sebagai penerima tunjangan kesehatan.
“Kegiatan sehari-hari MA di Bali diisi dengan mengikuti kelas yoga dan meditasi, serta rencananya untuk mengeksplorasi peluang usaha dan pekerjaan di Bali,” ungkap Dudy.***