Koster Ternyata Sudah Terapkan ‘Satu Komando” saat Jadi Gubernur
RealitasBali – Calon Gubernur (Cagub) Bali Wayan Koster ternyata telah menggunakan tagline “Satu Komando” selama menjabat sebagai Gubernur Bali pada 2018-2023 lalu.
Seperti yang diketahui, tagline “Satu Komando” mulai mencuat dalam kontestasi Pilgub Bali setelah digunakan pasangan lawan Koster-Giri. Sebab menurut paket lawan Koster-Giri tersebut, gubernur harus satu jalur dengan Presiden.
Hal ini tentu menguntungkan mengingat Presiden Terpilih yaitu Prabowo Subianto merupakan Ketua Umum Gerindra.
Tagline Satu Komando pernah digunakan Wayan Koster saat ia dan Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace memimpin Bali.
Kala itu, Koster-Cok Ace menjadi atasan dari beberapa kepala daerah yang berbeda “warna” dari PDI Perjuangan, partai pengusung Koster-Giri.
Tercatat ada dua kepala daerah yang berbeda warna dengan Koster saat itu. Pertama, I Nengah Tamba, bupati Jembrana yang merupakan kader Partai Demokrat.
Kemudian ada I Nyoman Suwirta, Bupati Klungkung yang diusung Gerindra. Suwirta sendiri saat ini berstatus kader PDI Perjuangan.
“Tidak masalah walau (Gubernur dan Presiden) beda partai. Jembrana beda partai antara Bupati dan Gubernur (era Koster). Klungkung juga beda, tapi tetap kami bantu.
“Jabatan itu berpihak kepada rakyat dan untuk memajukan seluruh rakyat,” ungkap Koster, Senin (23/9/2024).
Koster menilai, sebagai negara yang menganut sistem demokrasi, tagline “Satu Jalur Satu Komando” bukan berarti harus disempitkan dengan satu hal termasuk “satu partai”
“Astungkara titiang bersama pak Nyoman Giri jadi Gubernur dan Wakil Gubernur Bali periode kedua sudah pasti kita akan mengikuti kebijakan pemerintahan pusat,” kata Koster lagi.
“Dan Presiden juga merupakan Presiden Republik Indonesia, yang memang di dalam konstitusi itu harus memajukan seluruh masyarakat Indonesia, di seluruh Indonesia,” timpal politikus asal Desa Sembiran, Buleleng, tersebut. (red)
