Meski Terlibat Kasus Hukum, Safaga Indonesia Tetap Bantu CPMI Proses ke Hiring Partner Resmi

Denpasar, RealitasBali – Meski tengah menghadapi kasus dugaan penipuan dan penggelapan dana calon pekerja migran (CPMI) hingga mencapai Rp2 miliar, Safaga Indonesia tetap menunjukkan komitmennya dalam mendampingi para siswa yang menjadi korban agar tetap bisa melanjutkan proses kerja ke luar negeri, khususnya di kapal pesiar.
Perusahaan pelatihan tenaga kerja yang berlokasi di Bali ini melaporkan dua terduga pelaku ke Polres Tabanan pada awal Mei 2025 lalu. Mereka adalah mantan instruktur berinisial IPSP yang juga menjabat sebagai koordinator agensi, serta IBPW, pria asal Negara yang mengaku sebagai pilot dan eks kru kapal pesiar, namun kemudian terbukti tidak terdaftar di maskapai manapun.
Namun di tengah upaya hukum yang masih berlangsung, Safaga Indonesia memilih tidak berpangku tangan. Mereka segera melakukan koordinasi dengan hiring partner resmi di Bali untuk menyelamatkan proses para CPMI yang sempat mandek akibat kasus tersebut.
“Oke, jadi pada saat kasus ini muncul, kita ketemu dengan hiring partner yang ada di Bali untuk mencari solusinya bagaimana. Apakah anak-anak kita itu bisa dialihkan ke agensi mereka untuk disalurkan. Akhirnya itu diterima dengan sangat bagus,” kata tim administrasi Safaga, Nyoman Wahyu Diatmika, Selasa (20/5/2025).
Menurut Business Development Safaga Indonesia, I Made Agus Ferri Saga, sebagian peserta bahkan sudah dipanggil interview oleh agensi resmi dan dijadwalkan untuk proses lanjutan.
“Jadi prosesnya itu kita bantu untuk pembuatan email baru, ngerapiin CV-nya, scan-scan data. Setelah itu kita bantu arahkan kirim emailnya ke sini dengan format seperti ini,” ujarnya. Proses ini disebut berjalan transparan dan terkendali.
Tak hanya membantu secara administratif, Safaga Indonesia juga memberikan bimbingan tambahan tanpa biaya untuk para siswa yang bersedia melanjutkan proses. Bimbingan ini mencakup kelas bahasa Inggris, etika, keterampilan posisi, hingga kesiapan wawancara.
“Nggak usah bayar lagi. Kita ikutkan di kelasnya yang ada. Kita prioritaskan mereka di sana,” tegas Owner Safaga Indonesia, Ni Putu Eka Apriyanthi. Ia juga menekankan bahwa siswa yang gagal di satu tempat akan terus dibantu hingga berhasil, selama mereka menunjukkan semangat yang sama.
Dalam pantauan terkini, sekitar 10 orang sudah masuk proses lanjutan, lima di antaranya adalah korban dari kasus yang tengah diselidiki. Sementara sebagian lainnya sedang menunggu jadwal interview, dan sebagian lagi masih dalam masa pemulihan psikologis.
“Pokoknya ibarat kata, nanti anak-anak yang mau ulang proses lagi, kita akan bantu. Gagal di A kita bantu ke B lagi. Pokoknya kalau dia tetap semangat, kita lebih semangat lagi,” pungkas Eka Apriyanthi.
Kasus ini sendiri masih dalam tahap penyelidikan di Unit Reskrim Polres Tabanan. Polisi telah menerima laporan resmi dari pihak Safaga pada 6 Mei 2025 lalu dan kini sedang mengumpulkan keterangan dari para saksi. (drh)