Bali Menuju Pulau Hijau dengan 10 Bus Listrik Ramah Lingkungan dari Korea Selatan

Denpasar, RealitasBali – Bali semakin kokoh menuju status pulau wisata berkelanjutan dengan langkah nyata Gubernur Wayan Koster. Komitmennya menjaga kelestarian alam Bali terwujud melalui hibah 10 bus listrik ramah lingkungan dari Pemerintah Korea Selatan, yang akan beroperasi pada 2026.
Inisiatif ini tidak hanya mengurangi polusi, tetapi juga menjawab tantangan kemacetan di destinasi wisata yang dikunjungi 6,4 juta wisatawan asing dan 9,5 juta wisatawan domestik pada 2024.
Pada Kamis (10/4/2025), Gubernur Koster bersama Wakil Menteri Lingkungan Hidup Republik Korea, Lee Byoung Hwa, meninjau prototipe bus listrik di depan Gedung Wiswa Sabha Utama, Denpasar.
Acara ini dihadiri perwakilan K Water, Global Green Growth Institute (GGGI), dan kepala daerah Sarbagita. Hibah senilai Rp75 miliar ini mencakup 10 bus listrik dan fasilitas pengisian daya, menandai langkah besar dalam proyek Bali Electric Mobility yang diteken melalui MoU pada 9 April 2025 di Jakarta.
“Transportasi berbasis listrik ini bagi kami di Bali sangat penting, mengingat Bali ini merupakan daerah wisata yang cukup besar jumlah pengunjungnya, yang mencapai 6,4 juta dan wisatawan domestiknya mencapai 9,5 juta pada tahun 2024,” ujar Gubernur Koster.
Ia menegaskan, bus listrik ini akan meningkatkan kualitas layanan transportasi tanpa polusi, sekaligus mengatasi kemacetan di Bali.
“Tadi kami sudah lihat contoh bus listrik di depan (Wisma Sabha) dan berikutnya akan dihibahkan pada tahun 2026. Tentu saja ini akan sangat membantu upaya kami untuk mengatasi masalah kemacetan transportasi di Bali sekaligus menjaga alam bersih karena bus listrik itu tidak menimbulkan polusi,” tambahnya.
Wakil Menteri Lee Byoung Hwa memuji kebijakan pro-lingkungan Gubernur Koster. “Selain pariwisata, Bali juga telah menjadi contoh utama kepemimpinan lingkungan dengan kebijakan inovatifnya untuk mempromosikan keberlanjutan. Kementerian Lingkungan Hidup Republik Korea berkomitmen penuh untuk mendukung masa depan Bali yang berkelanjutan dan siap untuk bergabung dengan anda (Bali, red) dalam perjalanan penting ini,” tegasnya.
Kepala Dinas Perhubungan Bali, IGW Samsi Gunarta, menjelaskan bahwa bus listrik ini didesain khusus dengan panjang delapan meter agar lebih lincah bermanuver di jalanan Bali.
“Kita minta bus yang delapan meter karena lebih mudah manuver. Untuk rutenya sementara dipelajari, karena Pak Gubernur ingin efektif rute bus listrik ini,” ungkapnya.
Desain ini disesuaikan dengan kondisi geografis dan kebutuhan Bali, menegaskan perhatian Pemprov Bali terhadap efisiensi transportasi.
Komitmen Koster terhadap lingkungan juga tercermin dalam sejumlah regulasi, seperti Pergub No. 48 Tahun 2019 tentang Penggunaan Kendaraan Listrik Berbasis Baterai, Pergub No. 45 Tahun 2019 tentang Pemanfaatan Energi Bersih, dan Pergub No. 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Penggunaan Plastik Sekali Pakai. Langkah ini menjadikan Bali sebagai pelopor transportasi ramah lingkungan di Indonesia.
Dengan hadirnya bus listrik ini, Bali tidak hanya memperkuat citra sebagai destinasi wisata kelas dunia, tetapi juga menjadi teladan dalam pelestarian lingkungan. Inisiatif ini diharapkan menginspirasi daerah lain untuk mengadopsi solusi transportasi hijau, menjaga keindahan alam sambil mendukung mobilitas modern. (drh)