Gubernur Koster Dukung Festival Jegog Jadi Magnet Wisata Bali

Denpasar, RealitasBali – Seni musik Jegog, kebanggaan Jembrana, Bali Barat, kini bersiap menjadi bintang baru dalam kalender pariwisata Bali. Dengan suara gamelan bambu yang khas dan menggugah, Jegog tidak hanya memikat hati penikmat seni, tetapi juga mendapat dukungan penuh dari Gubernur Bali Wayan Koster dan Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster untuk menjadi agenda tahunan yang memperkaya budaya dan pariwisata Pulau Dewata.
Dalam audiensi di Jayasabha, Denpasar, pada Senin (7/4/2025), Ketua Koordinator Paguyuban Sekeha Jegog Pering Agung, Putu Bobi Agus Darma, menyampaikan langkah strategis pelestarian Jegog melalui pembentukan Yayasan Jegog Pering Agung. Yayasan ini kini menaungi 114 anggota, mulai dari pelajar SMP, SMA, hingga seniman dewasa, sebagai upaya regenerasi untuk menjaga keberlanjutan kesenian yang didominasi seniman senior ini.
“Kami siap membentuk tim kesenian dan berharap dapat dilibatkan dalam berbagai event yang diselenggarakan Pemprov Bali,” ujar Putu Bobi.
Gubernur Koster menegaskan komitmennya untuk memperluas ruang hidup Jegog, sekaligus memastikan kesenian ini tampil dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) di tahun-tahun mendatang. Ia juga menekankan pentingnya pembinaan seni lokal seperti Jegog dan Mekepung dengan tetap menjaga nilai etika dan kelestarian budaya.
“Jegog akan turut mengisi penampilan pada event seni budaya PKB tahun-tahun berikutnya,” katanya.
Sementara itu, Ny. Putri Suastini Koster menyoroti keunikan Jegog yang hanya tumbuh di Jembrana, berbeda dengan baleganjur yang tersebar di seluruh Bali.
“Berbeda dengan baleganjur yang berkembang di seluruh Bali, jegog hanya tumbuh di daerah kelahirannya yakni Jembrana. Ini kekhasan yang harus difasilitasi secara khusus,” ujarnya.
Ia mengusulkan Festival Jegog sebagai agenda tahunan terpisah untuk mengukuhkan identitasnya sebagai warisan budaya yang tak tertandingi, sekaligus menjadi bagian dari rangkaian PKB.
Festival Jegog Gubernur Cup, yang direncanakan berlangsung pada September 2025, menjadi wujud nyata dari semangat ini. Event ini akan menampilkan generasi muda dan anak-anak, menggabungkan lagu-lagu lawas dengan karya baru yang tetap mempertahankan keaslian Jegog.
Ny. Putri Suastini berharap festival ini tidak hanya menjadi ajang parade, tetapi juga wadah untuk menghidupkan kembali kekayaan musikal Jegog sekaligus mendorong inovasi.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, seniman, dan masyarakat, Jegog Jembrana diharapkan tak hanya lestari sebagai warisan budaya, tetapi juga menjadi magnet pariwisata yang memperkuat identitas Bali di mata dunia.
Festival ini diharapkan menjadi langkah awal menuju pengakuan global, menjadikan Jegog sebagai simbol kebanggaan budaya Bali yang terus berdetak di masa depan. (drh)