Kodam IX/Udayana: TNI Hadir sebagai Mitra Akademik, Bukan untuk Dominasi Kampus

Denpasar, RealitasBali – Belakangan ini, beredar di media sosial dokumen kerja sama antara Universitas Udayana (Unud) dan Kodam IX/Udayana. Dalam dokumen tersebut, disebutkan adanya sinergi di bidang pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Namun, sejumlah mahasiswa menyuarakan kekhawatiran terkait potensi militerisasi di kampus serta intervensi terhadap kebebasan akademik.
Menanggapi hal tersebut, Kapendam IX/Udayana, Kolonel Agung Udayana, S.E., M.M., M.H.I., menegaskan bahwa kerja sama ini murni bersifat edukatif.
“Ini adalah tindak lanjut dari MoU Kemendikbudristek dengan TNI pada 2023 sebagaimana disampaikan Rektor Unud Prof.Ir.I.Ketut Suarsana, S.T.,Ph.D.dengan fokus pada penguatan karakter, wawasan kebangsaan, dan program edukatif yang partisipatif,” jelasnya.
Agung menambahkan bahwa semua kegiatan yang masuk dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) tetap berpegang pada prinsip Tri Dharma Perguruan Tinggi. Program yang dijalankan mencakup pelatihan bela negara non-militeristik, kuliah umum kebangsaan, serta kegiatan pengabdian masyarakat yang memperkuat rasa cinta tanah air dan kedisiplinan.
“Kami memahami kekhawatiran mahasiswa, tetapi kami tegaskan bahwa TNI hadir sebagai mitra, bukan untuk mendominasi. Program seperti pelatihan bela negara non-militeristik, kuliah umum kebangsaan, dan pengabdian masyarakat justru bertujuan memperkuat rasa cinta tanah air dan kedisiplinan, semua proses tetap mengacu pada regulasi yang berlaku,” tambahnya.
Kerja sama antara TNI dan perguruan tinggi bukan hal baru. Beberapa universitas ternama, seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN Jakarta), dan Universitas Negeri Malang (UM), juga telah menjalin kerja sama serupa. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta mendorong riset dan inovasi di bidang pendidikan.
“Kami berharap mahasiswa dapat melihat ini sebagai upaya positif untuk memajukan pendidikan, bukan sebagai ancaman, salah satu tujuan nasional kita adalah mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan UUD, dan kita harus implementasikan itu karena bangsa yang cerdas akan membentuk negara yang kuat,” pungkas Agung.
Dengan adanya klarifikasi ini, diharapkan polemik yang muncul dapat diselesaikan melalui dialog konstruktif. Sinergi antara TNI dan dunia pendidikan diharapkan membawa manfaat bagi seluruh sivitas akademika serta mendukung penguatan karakter generasi muda Indonesia. (drh)