Koster-Giri Siapkan Turyapada Tower Jadi Sumber Pendapatan Baru untuk Bali
RealitasBali – Pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 2 Wayan Koster-Giri Prasta (Koster-Giri) bakal fokus menciptakan sumber pendapatan baru untuk mendukung pendapat asli daerah (PAD) Bali.
Hal tersebut disampaikan oleh paslon Koster-Giri pada debat terbuka kedua Pilgub Bali di Hotel The Meru, Kota Denpasar, Bali, Sabtu (9/11/2024) malam.
Menurut Koster, sebelumnya Bali telah memiliki sumber pendapatan baru melalui penguatan wisatawan asing (PWA) alias pungutan wisman yang berlaku sejak 14 Februari 2024.
Kini setelah PWA, satu lagi sumber pendapatan baru untuk Pulau Dewata akan mulai beroperasi yakni Turyapada Tower. Dua aset pendapatan baru bagi krama Bali ini tercipta saat Wayan Koster memimpin Bali sebagai Gubernur.
Berawal dari Koster memperjuangkan UU Nomor 15 tahun 2023 tentang Provinsi Bali. Kemudian Koster menerbitkan Perda nomor 6 tahun 2023 tentang Pungutan Bagi Wisatawan Asing untuk Perlindungan Kebudayaan dan Lingkungan Alam Bali.
Turunan dari UU ini menjadi payung hukum yang kokoh untuk menambah pemasukan baru demi pembangunan berkelanjutan di Bali.
“Memberlakukan kontribusi perlindungan dan pelestarian lingkungan alam dan budaya, diatur dalam Perda nomor 7 tahun 2023. Selain itu sumber pendapatan asli daerah Bali yang baru, yang inovatif diantaranya yakni pengoperasian kawasan pariwisata Turyapada tower di Buleleng mulai 2026. Ini akan menghasilkan pendapatan minimum Rp100 M per tahun,” jelas Koster.
Koster menambahkan, ia juga sempat membentuk Bali Development Fund (BDF) di masa akhir jabatannya. BDF ini dibentuk sebagai sumber pendanaan non konvensional.
“Hal ini di luar APBD Bali untuk menampung berbagai hibah dari negara-negara donor dan dari berbagai negara,” kata Gubernur Bali periode 2018-2023 tersebut.
Menurut mantan anggota DPR RI tiga periode ini, pembangunan Bali perlu akselerasi dan optimalisasi dengan membentuk kolaborasi lembaga Pentahelix yang melibatkan pemerintah daerah, pelaku usaha, akademisi, komunitas dan media.
“Beberapa wadah yang penting dan dibutuhkan Bali kedepan diantaranya Badan Pengelolaan Pariwisata Bali, Badan Pengelola Pangan Bali untuk mewujudkan Bali berdaulat pangan, Badan Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Digital, Badan Energi Baru Terbarukan untuk mewujudkan Bali mandiri energi,” timpal Koster. (idr)